Kata guru saya dulu, ojo pekok banget-banget, jangan hanya memahami al quran dan hadist dari arti harfiahnya saja, opo rumangsamu al quran dan hadist itu sedangkal itu. Ada makna-makna yang dalam dan luas di dalamnya.
Misalnya karena ada hadist jangan memakai pakaian melebihi mata kaki karena sombong, orang beramai-ramai memakai celana di atas mata kaki tetapi tidak menjaga hatinya dari kesombongan yg berupa kesombongan merasa alim, sholih, dan paling menjalankan sunnah. Bukankah kesombongannya yang tidak boleh yg dituangkan dalam pakaian yang berlebihan?
Bukan berarti celana di atas mata kaki itu tidak boleh, itu bagus untuk menjadi bukti kepada cinta Rasulullah. Dan memang ada banyak cara orang mencintai Rasul, salah satunya ya meniru cara berpakaiannya. gpp itu boleh dan bagus. Ada orang yang meyakini rambut Nabi itu panjang, maka ia suka memanjangkan rambut. Nabi memanjangkan janggut, maka bagus juga memanjangkan janggut.
Dan begitu banyak contoh-contoh lainnya, yang intinya, jangan hanya memahami al quran dan hadist hanya secara harfiah saja.
Jika puisi saja punya arti tersirat, maka al quran dan hadist akan sarat dan penuh dan makna-makna yang dalam dan tersirat. Lebih dalam dan luas dari hanya sekedar tulisan yang tersurat.
Jadi, yuk mari sama-sama terus belajar…