Pake SY apa pake SH?

Posted on

Ternyata masih ada ketemu model perdebatan semacam ini,

Pake SY apa SH, insyaallah atau inshaallah, ditulis KH apa H apa CH, khasan hasan atau chasan, amien apa aamiin apa amin, dsj.

Hemmm…
Jadi inget waktu SD kelas 6.

Ibu mengajarkan menuliskan nama pake H saja, Taufiqul Hasan. Lalu biodata untuk ijazah ku rubah pake KH, jadi Taufiqul Khasan.

Dulu pemahamanku yang betul pake KH, belakangan sering juga ketemu nama itu ditulis pake CH, biasa… nama hasan adalah nama yang cukup banyak orang pake.

Kegalauan ku berlangsung sejak saat itu hingga bertahun2 berlalu.

Pada proses galau itu, ketemu juga kasus2 lain yang mirip, misalnya perdebatan penulisan amien, aamiin. InsyaAllah apa InshaAllah, Khusnul khotimah, atau husnul hotimah, atau yang lainnya.

Pokoknya banyak deh model semacam itu. Biasanya perdebatan justru pada orang yang tidak mengerti bahasa arab, seperti saya, dan juga tidak paham transliterasi bahasa, yah, sama seperti saya juga.

Saya terus galau… Yah anak kecil yang galau…

Sampai suatu ketika, seseorang berkata,

“Tidak usah bingung, coba semua itu kau tuliskan dalam bahasa arab, dalam tulisan arab, amin kau tuliskan dalam tulisan arab, namamu dlam huruf arab, khusnul khotimah dlaam tulisan arab, insyaAllah dalam tulisan arab.

Lanjutnya,

“bukankah itu sama saja, semua yang orang-orang perdebatkan, yang kau galaukan, itu juga merujuk dalam kalimat yang sama jika dituliskan dalam bahasa arab. Orang berdebat pada maksud yang sama”.

Itulah transliterasi, bisa berbeda-beda.

Orang turki menuliskan bahasa arab dalam bahasa latin tentu akan berbeda dengan orang-orang dari bangsa lain.

Orang jawa keluarnya muklis, orang madura mohles, orang jawa keluarnya kamid, orang madura keluarnya hamid, dst dst… Arabnya, bahasa arabnya, tulisan arabnya, ya tetap merujuk pada bahasa arab yang dimaksud itu. Merujuk pada maksud yang sama toh.

Itu agak mirip dengan jika orang menafsiri bagaimana suara ayam jago…

Mungkin suara jago itu kukkuruyuk, atao kokkorokok, atau kongkorongkong, atau nukkurunuk, atau yang lainnya…

Yang betul yang mana? yang betul yang suara ayamnya sendiri.

Sama seperti yang benar yang mana, pake KH, H, CH, atau yang lainnya?

Yang benar ya tulisanan arab nya itu.

Dan, clear tidak ada masalah. My problem solved. Tidak galau lagi. Makanya, kadang-kadang nulis nama sendiri juga sering kliru, kadang pake KH kadan H saja.

Belakangan, sering ketemu lagi perdebatan semacam itu di social media. Jadi inget lagi kegalauan ku berpuluh tahun yang lalu. Kegalauan anak kecil yang bahkan belum tahu rasanya mimpi basah.

Saran saya sih, stop deh perdebatan semacam itu. Banyak orang akan menertawakan itu. Jika ayamnya bisa ketawa, mungkin juga akan ketawa melihat perdebatan yang benar yang mana suara ayam jago.

Ato jangan-jangan itu yang menjadi penyebab munculnya ayam ketawa. Weleh….

Hemm… jadi ngeh, kadang manusia sendiri yang memperumit keadaan.perdebatan photo

Gravatar Image
I am Taufiqul Hasan, an author who writes about trending topics on my blog. I enjoy staying updated with global trends and sharing my insights with readers. Through my blog, I aim to offer thoughtful perspectives on the latest issues, events, and discussions happening worldwide. By exploring and discussing these trends, I hope to foster understanding and inspire conversations that resonate with a diverse audience.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.