Kadang, pembicaraan berdua saja, atau beberapa orang saja, bertatap muka langsung, meskipun topik sensitif, tidak terjadi gesekan apa2.
Tapi jika topik itu dilempar di media, jadi status, dsj, topik sensitif itu bisa jadi seolah ngajak ribut, menimbulkan perdebatan, dan gesekan.
Sesuatu kadang memang tergantung tempatnya. Tempat yang salah membuat isinya, menjadi salah juga.
Inilah kekurangan internet, dimana batas2 dihilangkan. Tanpa batas.
Di internet, Sesuatu akan mempunyai potensi untuk berada di tempat yang salah.
Penyebaran bisa sangat liar ditambah dengan tingkat kedewasaan pengguna internet yang sering kali msh sangat kurang. Ditandai dengan mudahnya share-share konten tertentu yang biasanya bertujuan untuk menghantam orang lain.
Maka di era internet, penting untuk menahan diri, bahkan pembatasan2 diri penting dilakukan.
Konten yang bahkan baik, kadang tetap lebih baik tidak berada di internet.
Tetapi, beberapa orang mungkin akan mengatakan, bukankah dengan disebarkan di internet akan membuat kebaikan tersebar dengan jangkauan yang lebih luas. Akan lebih banyak orang mendapatkan manfaatnya.
Ya, bisa jadi benar, terutama jika berpikirnya lebih baik kuantitas daripada kualitas.
Itulah dampak buruk lain lagi dari internet. Pergeseran berpikir dari kualitas ke kuantitas. Yang penting banyaknya.
Sebagai contoh dari pola pikir kuantitas daripada kualitas adalah,
Jika dua orang berbicara, bertatap muka, berbicara dari hati ke hati, saling jujur, satu sama lain saling mendapatkan pencerahan dan kebahagiaan, maka mungkin ini tidak lebih baik dari, membuat ceramah dan menyebarkan di youtube agar lebih banyak orang mendapatkan pencerahan.
Kuantitas lebih baik drpada kualitas.
Contoh lain, jika bisa membantu lebih banyak orang, tentu lebih baik dari pada membantu satu orang saja yang meskipun proses membantu satu orang ini lebih membahagiakan, menyenangkan, dan penuh makna dibandingkan dengan membantu lebih banyak orang.
Pergeseran pemikiran, kualitas ke kuantitas.
Hemmm… jadi ingat cerita, pelacur yang mendapatkan ridlo Tuhan hanya dengan memberi minum seekor anjing kehausan, dan seorang yang menyingkirkan duri di jalanan dan ini menjadi jalan jatuhnya ridlo Tuhan kepadanya.
Kadang-kadang, kualitas tetap lebih baik dari kuantitas.